Sungai Kuantan Kembali Jernih, Ketua Badko HMI Menangis Haru di Depan Polda Riau

“Pak Jossy, saya anak Kuansing. Saya tidak ingin kita bertemu dalam situasi seperti ini,” katanya penuh emosi.

PEKANBARU – Suasana haru mewarnai aksi unjuk rasa damai yang digelar Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) di depan Mapolda Riau, Selasa (2/9/2025). Ketua Umum Badko HMI Riau-Kepri, Wiriyanto Aswir, menyampaikan rasa terima kasih yang mendalam kepada Kapolda Riau Irjen Herry Heryawan dan Wakapolda Brigjen Jossy Kusumo atas keberhasilan operasi pemberantasan Penambangan Emas Tanpa Izin (PETI) di Kuantan Singingi (Kuansing).

Tak kuasa menahan tangis, Wiriyanto yang juga merupakan putra daerah Kuansing, mengaku sangat terharu melihat kejernihan Sungai Kuantan yang telah puluhan tahun rusak akibat aktivitas PETI.

"Pak Jossy, saya anak Kuansing. Saya tidak menginginkan kita bertemu berhadap-hadapan dengan kondisi seperti ini," ujar Wiriyanto dengan suara bergetar, di hadapan aparat dan massa aksi.

Ia menuturkan bahwa selama dua dekade, berbagai pemimpin telah datang dan pergi, namun baru kali ini Sungai Kuantan benar-benar kembali ke kondisi alaminya.

 "Artinya, jika ada kemauan, cukup satu Herimen (Irjen Herry Heryawan) turun di sini dengan Jossy dan Polda Sumbar. Dua puluh tahun, ada empat presiden, ada empat gubernur, entah berapa Kapolda, entah berapa Danyon, entah berapa pejabat silih berganti," kata Wiriyanto lantang.

Menurutnya, kejernihan Sungai Kuantan kini menjadi simbol perubahan. Sungai yang selama ini tercemar, kini kembali menjadi kebanggaan masyarakat dan tempat berlangsungnya budaya Pacu Jalur yang telah berusia lebih dari satu abad.

"Dua puluh tahun warga Kuansing tidak menikmati bersihnya air sungai. Saya lihat bapak dan anggota serta taktik-taktiknya kemarin, impian itu menjadi kenyataan," ungkapnya sambil menahan tangis.

Bahkan Brigjen Jossy Kusumo yang turut hadir mendampingi aksi mahasiswa, terlihat menitikkan air mata dan mengusapnya dengan sapu tangan dari saku celana, saat mendengar penyampaian aspirasi penuh emosi dari Wiriyanto.

Dalam orasinya, Wiriyanto juga menyerukan agar konsep **Green Policing** diadopsi sebagai standar utama kepolisian di seluruh Indonesia, demi mewujudkan keadilan sosial dan ekologis.

"Kami bisa memilih bahasa yang lebih kasar, kami bisa menghina pimpinan bapak, bahkan kami bisa bebas berbahasa impeachment ketika tujuan kami tidak diterapkan. Tapi yang kami pilih tidak muluk-muluk, bapak. Kami minta Presiden Prabowo Subianto dan Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo agar Green Policing dijadikan standar utama di seluruh Indonesia," tegasnya yang disambut tepuk tangan massa.

Selain apresiasi terhadap keberhasilan operasi PETI, massa HMI juga menyuarakan beberapa tuntutan lain, antara lain mendesak penghapusan tunjangan anggota DPR RI serta percepatan pengesahan RUU Perampasan Aset.

Aksi ditutup secara damai dengan penyerahan bibit pohon oleh anggota Polwan Polda Riau kepada perwakilan mahasiswa, sebagai simbol kolaborasi antara masyarakat dan aparat dalam menjaga lingkungan hidup.(DI)

TERKAIT