Tangis dan Teriak di Tengah Jalan! Ribuan Warga Tesso Nilo Duduki Ibukota Riau

PEKANBARU– Kota Pekanbaru memanas! Ribuan warga dan mahasiswa yang tergabung dalam Aliansi Mahasiswa dan Masyarakat Pelalawan (AMMP) tumpah ruah memenuhi Bundaran Zapin hingga Kantor Gubernur Riau, Rabu (18/6/2025), dalam aksi besar-besaran menolak relokasi di kawasan Taman Nasional Tesso Nilo (TNTN). 

Suasana nyaris tak terkendali sebelum akhirnya Gubernur Riau Abdul Wahid, didampingi Kapolda Riau Irjen Herry Heryawan, serta Bupati Pelalawan dan Bupati Indragiri Hulu, turun langsung ke tengah massa!

Dengan suara bergetar dari atas mobil komando, Gubernur Wahid menyuarakan sikap tegas pemerintah daerah.

“Insyaallah, kita akan sampaikan aspirasi ini langsung kepada Presiden Republik Indonesia!Diwakilkan Menteri Pertahanan, kita akan perjuangkan hak masyarakat atas tanah yang mereka diami!” pekiknya, disambut sorakan lantang dari massa yang mengacungkan poster-poster penolakan relokasi.

Aksi ini bukan sekadar unjuk rasa, tapi teriakan hati ribuan warga yang merasa terancam kehilangan tempat tinggal dan masa depan anak-anak mereka. Suara sirine, tabuhan drum, dan orasi menggema membelah udara Pekanbaru siang itu.

"Kami tahu, bapak dan ibu semua adalah warga kami yang harus kami selamatkan. Aspirasi kalian akan menjadi perhatian khusus, dan akan kami bawa langsung ke pusat,” ujar Wahid, mengundang gelombang dukungan dan air mata haru dari sebagian peserta aksi.

Para demonstran menuntut kejelasan atas status lahan tempat tinggal mereka yang masuk dalam wilayah TNTN. Kekhawatiran terbesar? Pendidikan anak-anak mereka yang terancam putus jika relokasi benar-benar terjadi.

“Ketenteraman warga tak boleh diganggu! Pendidikan anak-anak di sekolah, di kampus, bahkan di pesantren adalah tanggung jawab kita bersama!,” tegas Gubernur, menyentuh inti keresahan masyarakat.

Massa yang semula terlihat emosional perlahan tenang. Dialog terbuka antara pejabat dan masyarakat menjadi momen langka yang memperlihatkan kepemimpinan responsif di tengah krisis sosial.

Sementara aparat keamanan tetap berjaga, situasi mulai kondusif menjelang sore. Namun satu hal jelas: detonator kemarahan masyarakat belum benar-benar dijinakkan. Janji tinggal janji jika tak segera ditindaklanjuti.

Aliansi AMMP menegaskan akan terus mengawal janji pemerintah. “Kami akan kembali turun jika suara kami diabaikan," tegas salah satu orator dari atas mobil bak terbuka.

Riau, hari ini, tak sekadar menyaksikan demo. Riau menyaksikan letupan perjuangan demi hak hidup yang layak di negeri sendiri.(HI)

TERKAIT