Tongkang Terbalik Setelah Dihantam Gelombang di Kepulauan Meranti

MERANTI- Sebuah kapal tongkang bermuatan batu granit, AST 1501, yang ditarik oleh tugboat Bekat Jamin Mandiri mengalami kebocoran dan hampir tenggelam di perairan Desa Kedabu Rapat, Kecamatan Rangsang Barat perairan di Kepulauan Meranti.
Kejadian tersebut terjadi, Rabu(04/09/2024) sekitar pukul 16.00 WIB ini menimbulkan kepanikan di antara kru kapal, meskipun mereka berhasil selamat dari insiden tersebut.
Kapal tongkang itu membawa 1.104 ton batu granit dari Tanjung Balai Karimun, Kepulauan Riau, menuju Desa Tanjung Motong, Kepulauan Meranti, sebagai bagian dari proyek pembangunan batu pemecah ombak.
Saat dalam perjalanan, cuaca buruk berupa hujan deras dan gelombang tinggi memperburuk situasi ketika bagian buritan kapal mengalami kebocoran. Air yang masuk dengan cepat ke dalam palka menyebabkan tongkang mulai miring, membuat kondisi semakin genting.
Sementara itu Komandan Lanal Dumai Kolonel Laut (P) Boy Yopi Hamel, melalui Danposal Selatpanjang Kapten Laut (E) Saidul Arifin, Jumat(06/09/2024) menjelaskan bahwa dalam situasi darurat tersebut, kapten kapal, Zulkarnain, segera mengambil keputusan untuk mengandaskan kapal di perairan Sinunjung, Desa Kedabu Rapat.
"Keputusan ini dilakukan agar tongkang yang miring tidak menimbulkan bahaya bagi alur pelayaran kapal-kapal lain yang melintas, sambil menunggu bantuan dari perusahaan untuk proses evakuasi dan pengalihan muatan," ungkapnya.
Ia mengatakan bahwa proses SAR dilakukan oleh tim gabungan pada Kamis, 5 September 2024, dengan prioritas utama menjaga keamanan kapal dan krunya. Meskipun kapal hampir tenggelam, lima awak tugboat termasuk Zulkarnain, Tri Wahyudi (Mualim), Robin (ABK), Jhon Rain Simamora (KKM), Doni Abimayu (Masinis II), dan Syahrial (Juru Mudi) dinyatakan selamat dan belum memutuskan untuk dievakuasi. Mereka tetap bertahan di kapal sembari menunggu bantuan dari tugboat dan tongkang lainnya yang sedang dalam perjalanan untuk memindahkan muatan.
"Insiden ini mengingatkan betapa pentingnya kesiapan dan kecepatan dalam menangani situasi darurat di laut, terlebih di perairan seperti Kepulauan Meranti yang sering dilalui kapal-kapal kargo,"ungkapnya.
Beruntung, berkat keputusan cepat dari kapten dan kerjasama tim gabungan, kecelakaan ini tidak menyebabkan korban jiwa atau gangguan besar bagi pelayaran di sekitar wilayah tersebut.
Tulis Komentar