Menuju Lumbung Pangan Riau, Petani Pelalawan Didorong Tingkatkan Produktivitas dengan Teknologi Modern

PELALAWAN– Pemerintah Kabupaten Pelalawan menunjukkan komitmen serius dalam mendorong peningkatan produksi pertanian, khususnya di Kecamatan Kuala Kampar yang memiliki potensi besar namun belum tergarap optimal.
Salah satu langkah nyata dilakukan melalui program Indeks Pertanaman (IP) 200, yang bertujuan meningkatkan frekuensi tanam dari satu kali menjadi dua kali setahun.
Bupati Pelalawan, H. Zukri, menyampaikan keprihatinannya atas kondisi lahan persawahan yang luas namun belum dikelola secara maksimal. Saat ini, total luas sawah di Kecamatan Kuala Kampar mencapai hampir 6.000 hektare, namun sebagian besar masih hanya ditanami satu kali dalam setahun.
"Saya kemarin bertanya dengan Pak Kades bagaimana cara pengolahan lahannya. Ternyata masih ada yang menggunakan cara manual, padahal sudah banyak bantuan alat pertanian di Sungai Solok ini," ujar Bupati Zukri saat meninjau langsung lokasi pertanian di Kuala Kampar.
Ia menekankan pentingnya pemanfaatan teknologi pertanian dan alat mesin pertanian (alsintan) yang telah disalurkan pemerintah, agar pengolahan lahan menjadi lebih efektif dan efisien.
"Kami mengajak para petani untuk lebih serius dalam mengolah lahan. Pemerintah sudah menyediakan benih unggul, pupuk, dan herbisida. Sekarang tinggal kemauan dan kerja sama dari semua pihak. Dengan pengelolaan yang baik, kesejahteraan petani pasti meningkat,"tegasnya.
Lebih lanjut, Bupati Zukri menyatakan harapannya agar Kecamatan Kuala Kampar bisa menjadi salah satu lumbung pangan di Provinsi Riau.
"Mudah-mudahan Kuala Kampar bisa menjadi salah satu lumbung pangan di Provinsi Riau. Kita ingin masyarakat bisa makan dari hasil bumi kita sendiri. Ini bagian dari misi besar kita menuju Pelalawan yang mandiri dan menawan," katanya.
Sejalan dengan itu, Plt. Kepala Dinas Pangan, Tanaman Pangan, dan Hortikultura Provinsi Riau, M. Job Kurniawan, menyebutkan bahwa program IP200 merupakan solusi strategis untuk menjawab tantangan ketahanan pangan di provinsi tersebut. Berdasarkan data, dari total 59.181 hektare lahan baku sawah di Riau, produksi beras saat ini baru mampu memenuhi sekitar 22 persen dari kebutuhan.
"Kita butuh upaya bersama untuk meningkatkan produksi, luas tanam, dan panen. Kabupaten Pelalawan menjadi salah satu tumpuan harapan dalam program ini," ujarnya.
Ia juga menekankan pentingnya kolaborasi dari seluruh elemen, baik pemerintah, penyuluh pertanian, maupun kelompok tani, agar gerakan tanam serentak bisa berjalan sukses dan berkelanjutan.
Pemerintah Kabupaten Pelalawan juga memberikan perhatian khusus terhadap kesiapan infrastruktur pendukung seperti saluran irigasi, jalan usaha tani, dan kelengkapan alsintan. Hal ini diyakini sebagai kunci utama dalam mewujudkan pertanian modern yang produktif.
Gerakan tanam serentak IP200 di Pelalawan tidak sekadar menjadi rutinitas, tetapi merupakan langkah besar menuju kemandirian pangan daerah. Dengan semangat gotong royong dan sinergi lintas sektor, Pelalawan kini menatap masa depan sebagai pusat pangan Riau yang tidak hanya mampu mencukupi kebutuhan daerah sendiri, tetapi juga berkontribusi untuk ketahanan pangan nasional.(Advetorial)
Tulis Komentar