DPRD Siak Belajar ke Bali: Optimalkan Pariwisata dan Atasi Sampah dengan Konsep Berkelanjutan

SIAK — Dalam upaya memperkuat sektor pariwisata dan pengelolaan lingkungan, Pimpinan dan Anggota DPRD Kabupaten Siak melakukan kunjungan studi tiru ke Kabupaten Badung, Bali. Kegiatan ini dilaksanakan di Daerah Tujuan Wisata (DTW) Sangeh, Kabupaten Badung, dan melibatkan langsung Dinas Pariwisata serta Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan Kabupaten Badung.
“Kami ingin belajar dari Badung, bagaimana mereka mengelola pariwisata dan lingkungan hidup secara berkelanjutan, yang hasilnya bisa langsung kami terapkan di Kabupaten Siak,” ujar salah satu anggota DPRD Siak saat ditemui di sela kegiatan, Jumat (1/8).
Kunjungan ini tidak hanya menggali praktik baik dari sisi pengelolaan destinasi wisata, namun juga sistem persampahan yang telah berjalan efektif di Badung. Kabupaten Badung dikenal sebagai daerah dengan kontribusi PAD (Pendapatan Asli Daerah) tinggi dari sektor pariwisata, mencapai puluhan miliar rupiah setiap tahunnya. Salah satu destinasi unggulannya, Hutan Wisata Sangeh, merupakan kawasan hutan seluas 13,9 hektar yang dikelola secara terintegrasi dengan kontribusi besar dari masyarakat adat setempat.
Kepala Desa Sangeh menjelaskan bahwa retribusi dari pengunjung sudah terhubung langsung dengan sistem keuangan daerah, memungkinkan transparansi dan akuntabilitas.
“Retribusi harian dari wisatawan yang masuk terhubung langsung ke sistem kami, sehingga pengelolaan lebih efisien dan bisa langsung digunakan untuk pengembangan kawasan,” ungkapnya.
Studi tiru ini juga menyoroti peran penting generasi muda dan masyarakat dalam menjaga kelestarian desa wisata. Konsep SELARAS (Semangat, Lestari, Aktif, Ramah, Santun) menjadi dasar gerakan sosial yang dilakukan warga Sangeh dalam menjaga keberlanjutan pariwisata Bali pasca-pandemi.
Dinas Pariwisata Kabupaten Badung memaparkan bahwa strategi utama mereka mencakup: pengembangan destinasi, peningkatan kualitas SDM, peningkatan PAD, dan pengembangan kawasan strategis. Mereka juga menerapkan strategi berbasis agrowisata dan desa wisata sebagai daya tarik utama bagi wisatawan lokal dan mancanegara.
“Model pengelolaan seperti ini sangat relevan untuk Danau Naga Sakti Zamrud dan Danau Zamrud di Siak, yang saat ini masih alami dan menyimpan potensi besar sebagai cagar biosfer dunia,” ungkap Kepala Dinas Pariwisata Siak, Tekad Perbatasan.
Ia menambahkan, kawasan Tahura Arwinas di Siak juga menjadi perhatian khusus untuk dikembangkan sebagai destinasi wisata alam berkelanjutan.
Di bidang pengelolaan sampah, Kabupaten Badung mengadopsi sistem berbasis teknologi dan partisipatif. Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan setempat mendorong pemilahan sampah sejak dari rumah tangga melalui program 3R (Reduce, Reuse, Recycle), serta menciptakan produk rumah tangga dari limbah seperti tegel, asbak, hingga kerajinan tangan yang diminati wisatawan.
Inovasi lain seperti Batik (Badung Anti Sampah Plastik) dan Gotik (Gojek Sampah Plastik) turut memperkuat kesadaran masyarakat dalam menjaga lingkungan. Pemerintah juga membangun berbagai TPS 3R di tiap wilayah serta mengaktifkan bank sampah sebagai bagian integral dari sistem.
Kadis Lingkungan Hidup dan Kebersihan Kabupaten Siak, Amin Soimin, mengaku terkesan dengan sistem yang diterapkan di Badung. “Kami harus mengakui bahwa budaya kita dalam mengelola sampah masih sangat kurang. Ini adalah tanggung jawab bersama, bukan hanya pemerintah. Kami akan dorong lebih banyak edukasi agar masyarakat lebih peduli,” ujarnya.
Menurut Amin, paradigma baru dalam pengelolaan sampah bukan hanya sebatas pengumpulan dan pengangkutan, namun mencakup pengurangan sejak dari sumbernya. Tujuan akhirnya adalah Zero Waste to Landfill, di mana sampah tidak lagi dibuang ke Tempat Pemrosesan Akhir (TPA), melainkan dikelola dan didaur ulang secara maksimal.
Dari kunjungan ini, DPRD Siak berharap mampu menyusun kebijakan dan strategi pengelolaan pariwisata serta persampahan yang lebih baik. Kegiatan ini diharapkan menjadi titik awal perubahan konkret di Kabupaten Siak, baik dalam meningkatkan kualitas objek wisata seperti Danau Zamrud maupun dalam menciptakan lingkungan bersih dan lestari.(DI)
Tulis Komentar